Nama Sorong berasal dari kata SOREN dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang terdalam dan bergelombang, kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau yang lain hingga tiba dan menetap di kepulauan Raja Ampat. Lido - Tembok Berlin (tahun 1959)
Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama “Daratan Maladum” dengan sebutan SOREN yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang tionghoa, misionaris dari Eropa, Maluku dan Sangihe Talaud dengan sebutan Sorong.Awal mulanya kota sorong adalah salah satu kecamatan yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Sorong. Namun dalam perkembangannya telah mengalami perubahan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 Kota Administratif ditingkatkan menjadi Kota Otonom, yakni Kota Sorong pada tanggal 21 Oktober 1999 dengn batas-batas administrative Kota Sorong bersamaan dengan Pembentukan Propinsi Irian Jaya Tengah, Propinsi Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong ( Lembaran Negara RI Nomor 173 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3894). adalah sebagai berikut :
· Sebelah Barat : Selat Dampir
· Sebelah Utara : Distrik Makbon dan Selat Dampir Kab.Sorong
· Sebelah Timur : Distrik Makbon, Kabupaten Sorong
· Sebelah Selatan : Distrik Aimas & Distrik Salawati, Kab. Sorong.
Secara Geografis Kota Sorong terletak pada Posisi, antara 131º 15’ Bujur Timur dan 0º 54’
Lintang Selatan. Dengan ketinggian 3 meter dari permukaan laut.
Kota Sorong dengan luas wilayah 1.105 Km² adalah pintu gerbang Papua, disamping sebagai kota persinggahan juga merupakan kota industri, perdagangan dan jasa.
Masyarakat Kota Sorong bersifat heterogen yang terdiri dari penduduk asli Papua ditambah dengan berbagai suku pendatang, yang menyebar dan mendiami 6 (enam) Distrik dan 31 Kelurahan. Berdasarkan pemutakhiran data penduduk Kota Sorong per Desember 2009 jumlah penduduk 286.822 jiwa yang terdiri dari Jumlah Laki-laki sebanyak 151.186 jiwa dan Perempuan sebanyak 135.636 jiwa.
|
Sumber : http://www.sorongkota.go.id/selayang-pandang/sejarah-kota-sorong
|
So... ini dia ceritaku.......
Pertama kali mendarat di Domine
Edward Osok Airport sekitar pukul 2 siang WIT dengan lama perjalanan
udara 4 jam ( 17 Mei 2011 ). Dari Juanda International Airport dengan
menumpangi kabin Lion air, kami dibawa transit ke Sam Ratulangi
International Airport Manado Sulawesi Utara. Sekitar 15 menit sebelum
mendarat ke Bandara DEO, begitu takjubnya saya akan keindahan pulau
pulau kecil dibawah sana. Mungkin ada banyak sekali pulau kecil dan
perahu perahu yang beraktivitas di bawh sana. Air laut yang tampak hijau
terang makin menyadarkan saya bahwa Indonesia memang cantik dan begitu
kaya. Hanya saja belum dapat diamanfaatkan dan dikelola dengan baik. Dan bagi
anda yang baru datang pertama kali di tanah Papua seperti saya janganlah
begitu kaget, karena orang orang dibandara adalah mayoritas berkulit hitam, berbadan
besar dan juga mengunyah sirih sehingga penuh dengan wana orange seperti
kunyit. Hehehe…
Karena cuaca di Papua ini sangat
berbeda, bisa bisa langsung terkena malaria dan semacamnya. Jadi
pastikan saja tubuh anda fit dan jangan lupa vitamin atau suplemen lain. Saya
memerlukan hampir 2 minggu untuk dapat beradaptasi dengan cuaca setempat
dan juga para penduduk asli, memang sungguh berbeda. Jangan bayangkan
kalau surga minyak ini sudah sangat maju berikut gedung- gedung
pencakar langitnya. Masih sangat sederhana dan masih banyak yang berawa-
rawa. Kalau mau keluar sekitar pukul 9 saja sudah sangat sepi. Dan
beberapa jalan raya yang merupakan jalan utama masih sangat gelap, seram ya ?
Hehe yaa kira- kira begitu deh.
|
TERAS SSB |
Saya tinggal di mess Hotel Tanjung di Jl. Yos Sudarso kota Sorong. Memang hotelnya kecil sih dan juga ada restaurant yang konsepnya di pinggir pantai. Tetapi karena hotel dan restaurant ini adalah yang pertama, makanya orang banyak yang mengenalnya. Beruntungnya saya memiliki teman tean yang baik dan ramah selama di sini. Saya juga sempat berfikir jika kota Sorong saja masih sederhana di tahun 2011,bagaimana di wilayah lain ya?
Oia... Aku juga sempat jadi penyiar di CWM Channel Sorong "Semakin tetap dihati"
Acara CWM Musik Rekues.. Sedikit videonya... hihihihi...
CE_KI_DO_T
|
DRAFT UNTUK RADAR SORONG |
Oke deh saya lanjutkan lagi
menceritakan tentang kota Sorong ya, hehe.. Mari kita mulai dengan kuliner. Kalau
makan khas sendiri disini si namanya papeda, Dulu sempat menjadi makanan
pokok sebelum begitu kenal dengan beras, makanan ini terbuat dari sagu
yang katanya pembuatannya di letakkan di bambu, rasanya sih tawar, dimakan
dengan kuah semacam santan sayur lodeh. Kalau saya sih lebih setuju
memberi kuah santan gula semacam es cendol jadinya. Hehe
|
Minum air kelapa di Pantai Tanjung Kasuari |
Penjual makanan sih memang sudah bayak sekali, tetapi uniknya 1 warung atau depot disini menjual bisa berbagai macam makanan, Kalau di Jawa kan biasanya kalau jual bakso ya bakso aja, atau "Warung soto Lamongan" ya memang yang dijual soto aja. Jadi, ketika kita duduk di warung sudah bisa menemui sate, bakso , soto, tempe penyat hingga pecel hehe lengkap kan? Mayoritas penjualnya sih juga orang Jawa saja. Mereka merantau ke Sorong dengan alasan ajakan
tetangga atau saudara Tapi yang perlu diingat adalah harga kuliner disini
bisa 3x lebih mahal, bisa dimaklumi juga sebenarnya. Karena bahan pokok juga
banyak yang dipasok dari Jawa. Untuk transportasi ada yang unik nih.. Angkot
atau Angkutan Kota atau juga Bemo ( di Jawa Timur) disebut Taxi loh, dan ada
1 sopir dan 1 kondekturnya lengkap dengan sajian full music, jangan di
pikirkan kalau kita naek taxi itu menyenangkan ya… bagi saya sih ga terlalu
menyenangkan karena musiknya diputar dengan volume keas sekali dan belum
lagi merka punya sound system itu kurang bagus, Mungkin bagi penduduk
sih adalah suatu hal yang biasa saja karena merka kan sudah menetap lama.
|
SPECIAL MENU DARI CHEF DENY |
Kalau seperti bis, saya juga
kurang begitu tau karena memang saya tidak pernah ketemu, mungkin bisa
di cek lagi ya di bagian informasi kota. Kalau untuk ojek atau persewaan
sudah banyak kok . Lalu kalau untuk mall juga belum tertlalu lengkap,
ada namnya SAGA MALL , 3 lantai . Ada KFC, lalu supermarket dan bakery
untuk lantai 1, Ada Departement store di lantai 2 Ada Fun Station dan
sedikit distro dan arena bermain juga sempat mau di buka Eiger untuk lantai
3. YOHAN MALL, juga hampir sama dengan SAGA, lalu ada 2 lagi MALL yang
hanya 3 lantai saja. Untuk Bank dan ATM sudah banyak kok, jadi tidak
usah khawatir ya. Bank Papua, BCA, BRI, MANDIRI, dan lain lain. Untuk
tempat wisata sih ada juga beberapa, seperti namanya TEMBOK atau TEMBOK
BERLIN . Karena sih memang pembatas laut pantai yang cukup panjang dan
memang banyak sekali anak muda Sorong yang sekedar nongkrong atau mencari
kuliner. Ada pulau Buaya, memang kalu di lihat dari TEMBOK BERLIN bentuknya
seperti kepala buaya. Kalau mau kesana bisa menyewa perahu dengan biaya sekitar Rp.500.000 PP. Disana masih sepi
penduduknya dan wow, nyamuk malarianya banyak sekali. Hehe bahkan
menurut kaawan saya, semua nyamuk di tanah PAPUA adalah malaria.
Mengerikan juga ya, tapi selama saya disini blm pernah sih terkena penyakit
malaria, asalkan kita inta kebersihan saja. Lokasi pariwisata lain mau
lewat di rumah Pak Mickel, jadi nama pantainya namanya "Pantai
Mickel". Kalau mau lewat rumahnya Bu Diana, jadinya ya kita ke
"Pantai Diana" deh. Ada harga tiket dan bervariasi, mulai Rp.
5000/Orang ( jika beruntung ) sampai Rp. 50.000.
Lalu ada lagi tempat yang sangaaaaattt amazing!! betapa tidak? ini adalah surganya biota laut. Namanya adalah kepulaun Raja Ampat, yang artinya ada 4 raja yang memiliki pulau terbesar di kepualauan ini. Menrut temanku sih, banyak juga pulau yang hanya 1 RT atau hanya sekitar 20-30 keluarga saja. Karena memang pulaunya sangat banyak, tak jarang para orang berduit juga memiliki pulau sendiri. Huuu... harus bilang "wow" memang! karena terdengar memang keren, punya pulau pribadi. hihihi....
Walaupun sangat disayangkan pererakan pemerintah pusat sangat lambat untuk dapat membangun kota ini se-apik mungkin agar biaya juga dapat terjangkau. Malahan kebanyakan yang datang adalah mereka yang beruang saja alias yag mempunyai uang lebih. Baiklah, saya rasa cukup sekian sedikit cerita dari tanah Papua. Salam. Duwi |